We've always been good Freya
WABGF |prolog|
This video is instrument piano from movies. In that movie John Ambrose played it.
• PROLOG •
Freya's POV
Hujan deras mengguyur bumi sejak tadi pagi hingga kini, tepat pukul empat sore. Harusnya aku berada di Dermaga. Menikmati semilir angin, mendengar tenangnya suara air, menunggu matahari tenggelam, sembari duduk ataupun terlentang. Kali ini aku hanya diam, terjebak di dalam kamar, mendengarkan podcast Michelle Obama, sembari duduk di kursi tempat ku belajar yang menghadap langsung ke arah jendela. Aroma tanah basah yang tersiram air hujan membaur dengan aroma coklat hangat dalam cangkir yang ku genggam. Situasi seperti ini sebenarnya tidak buruk, namun aku sangat membencinya karena setiap kali terjebak di situasi ini, aku selalu rindu ayah. Seberapa kuat pun aku membencinya, kenangan baik bersama ayah selalu terputar dalam memori di kepala ku seperti kaset rusak yang terus memutar video lawas.
Sekitar tujuh tahun yang lalu kedua orang tua ku memutuskan untuk berpisah. Saat itu usia ku baru menginjak 10 tahun, tapi bukan berarti aku hanya seorang bocah yang tidak tahu apa-apa. Respon pertama ku ketika tahu ayah dan ibu akan berpisah adalah menangis. Karena aku mengerti apa arti dari berpisah itu sendiri. Aku tahu kalau keluarga yang ku punya tidak akan utuh lagi, aku terlalu takut di tinggalkan atau di buang. Tiga tahun setelah perpisahan kedua orang tua ku, aku baru mengetahui alasan mereka berpisah. Sejak saat itu, aku mulai membenci ayah, membenci keadaan keluarga ku karena tidak seindah dan seharmonis keluarga teman-teman ku yang lain. Aku membenci dunia. Aku membenci diriku sendiri yang sampai saat ini masih belum mampu berdamai dengan keadaan, jiwa ku malah riuh sekali dengan amarah dan rasa kecewa.
•••


Post a Comment
0 Comments